Jakarta – Humas BRIN. Pusat Riset Pendidikan (PRP) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan University of Canberra mengadakan BRIN EduResearch Webinar Series, Senin (29/08). Judul yang diangkat yaitu “STEM Practices for Indonesia Education: Lessons from Australian Research”. STEM, sebagai kepanjangan dari Science, Technology, Engineering, and Mathematics, merupakan salah satu inovasi pembelajaran yang saat ini sedang berkembang di Era Revolusi Industri 4.0.
Webinar ini menghadirkan pembicara, Tracy Logan selaku Asisten Profesor dari Universitas Canbera dan Sitti Maesuri Patahuddin selaku Asisten Profesor STEM Pusat Riset Pendidikan, Fakultas Pendidikan, Universitas Canbera.
Tracy menjelaskan bagaimana visinya tentang praktik pendidikan di Indonesia? Lantas ia menjelaskan contoh bagaimana STEM dimasukkan di bidang sosial, ragam komunitas, kebijakan dan kepemimpinan, studi banding, lingkungan belajar dan komunitas, serta proses desain pengembangan teknologi digital.
Apa isu terbaru untuk pengembangan sumber daya manusia? Menurutnya, terdapat siswa yang kurang mampu dan rentan yang mulai sekolah sejak 12 bulan. Yang diperlukan adalah pengembangan keterampilan spasial dikaitkan dengan peluang (modal manusia pribadi). Kondisi di lapangan, kesenjangan digital dapat memperlebar kesenjangan peluang dan meningkatkan ketidaksetaraan. Untuk itu teknologi bertujuan agar bisa mempersempit kesenjangan tersebut.
Apa perkembangan terbaru dalam STEM Thinking? STEM untuk semua, meningkatkan penekanan pada pusat pendidikan, serta berfokus pada upaya untuk mengintegrasikan konten STEM. Tracy mengatakan, pendekatannya berfokus pada praktik yang memastikan pemahaman terkait dengan konteks dunia nyata dan diberlakukan melalui partisipasi dan keterlibatan. Siswa dengan keterampilan spasial tinggi lebih mungkin memasuki profesi setelah sekolah.
Untuk itu, keterampilan penalaran spasial berkorelasi positif dengan kinerja STEM. Baginya, keterampilan spasial mudah dilatih. Keterampilan spasial dan visual ini sangat penting ketika menghadapi tugas dan situasi kompleks. Peningkatan pemikiran spasial memberikan keterjangkauan baru untuk berbagai kelompok ekuitas.
STEM memiliki agenda penelitian yaitu dua program utama pada tingkat SD, yaitu keterampilan spasial dan unit induk dan pada tingkat ELSA PAUD penalaran spasial dan logis. Pengembangan keterampilan di program SD antara lain keterampilan spasial untuk siswa kelas 3 dan 4. Sedangkan penataan spasial dan visualisasi spasial untuk kelas 5 dan 6 adalah rotasi mental dan orientasi spasial.
Metode yang efektif untuk mengembangkan pemikiran STEM adalah Pedagogi yaitu semua kegiatan pembelajaran. Pelajaran disematkan dengan lingkungan belajar yang kaya pedagogi. Untuk pengalaman program SD seperti bahasa, gambar, dan simbolik, sedangkan aplikasi untuk pengalaman program Paud. Hal tersebut untuk melatih anak-anak mempraktikkan keterampilan spasial melalui perkembangan pembelajaran https://adipancaiskandar.com/ yang dikembangkan dengan hati-hati. Di sini ada unit latihan induk yang menantang pemecahan masalah terstruktur dengan cara yang membangun kepercayaan diri anak. Lalu ada pengembangan profesional yang dapat meningkatkan kepercayaan diri guru dan mengembangkan pengetahuan konten mereka.
Pengembangan keterampilan dalam program PAUD yaitu Konten buatan pengguna, disebut UCG. Itu memungkinkan materi yang relevan secara budaya dan kontekstual. Di sini siswa bisa membuat konten. Sementara teknologi digunakan untuk melengkapi pembelajaran. Anak-anak melatih keterampilan spasial melalui perkembangan pembelajaran yang dikembangkan dengan cermat.
Contohnya, bermain game perancah, ini berdasarkan penelitian empiris dalam alat pembelajaran yang dibangun untuk siswa agar bisa ditingkatkan. Guru secara formatif menilai kemajuan siswa dengan waktu nyata. Ia membuktikannya dalam program SD yang hampir mencapai 15.000 anak telah mengikuti program SD (kelas 3-6). Ada sejumlah 177 anak berpartisipasi dalam program visualisasi spasial desain intervensi kontrol di dua negara bagian Australia. Sedangkan bukti nyata untuk program PAUD, hampir 11.000 anak berpartisipasi dalam program elsa tiga tahun terakhir. Program elsa telah dikembangkan dalam basis bukti yang kuat, termasuk uji coba kontrol acak (RCT) dengan lebih dari 1.200 anak di seluruh Australia.
Dalam paparan pembahasan berikutnya, Siti menambahkan pendidikan induk yang berkualitas di Indonesia. Ia mengatakan mendapatkan dukungan sebelumnya dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hal tersebut diperolehnya karena mempromosikan keterlibatan dalam pelajaran dan memberikan kesempatan belajar bagi masyarakat yang kurang beruntung di Nusa Tenggara Barat.
Selain itu, adanya proyek empat tahun, yaitu program kemitraan pemerintah untuk pembangunan berdampak pada peningkatan keterlibatan guru yang terdiri 76 kelas, dengan 73 sekolah tersebar di 10 kabupaten (termasuk SMP dan MTs). Ada 15 model Matematika yang dikembangkan dan 8 pengembangan modul pembelajaran profesional guru. Ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar di kelas Matematika di NTB. Ia juga mempromosikan kesempatan untuk semua bekerja dengan guru untuk mengembangkan sumber belajar. Itu dapat meningkatkan pengetahuan konten pedagogis dan juga pemberdayaan wanita.